AMAN NTB, Sembalun – Pemangku Adat Sembalun, Haji Purnipe, menyatakan bahwa pertemuan masyarakat adat bertujuan untuk memperkuat akhlak melalui nilai-nilai adat di tengah pesatnya perkembangan zaman. Menurutnya, adat bukan hanya sekadar aksesoris, tetapi sebuah pondasi akhlak yang harus dijaga dan diperkuat.
Dalam sambutannya, Haji Purnipe mengajak masyarakat adat Bilok Petung untuk bersatu menjaga keutuhan wilayah adat mereka. “Diharapkan di wilayah adat Bilok Petung tetap utuh, kini di tempat lain tanah sudah dikuasai orang asing. Mari kita bersama melangkah, membangun jaringan untuk memperkuat adat dengan hak-hak masyarakat adat,” ujarnya.
Ketua PD AMAN Sembalun, Junaidi, mengungkapkan bahwa Sembalun telah menerima Surat Keputusan (SK) bupati mengenai pengakuan Tanah Ulayat. “Hari ini kita melakukan pembuatan peta. Itu akan menjadi sejarah baru dan keberuntungan bagi kita,” kata Junaidi, menekankan pentingnya kegiatan pemetaan sebagai tonggak baru dalam sejarah masyarakat adat Sembalun.
Baca juga: Perkuat Fungsi Pengawasan, AMAN NTB Tingkatkan Kapasitas Dewan AMAN Se – NTB
Rusdi, Kepala Desa Bilok Petung, Sembalun turut menyatakan rasa syukurnya atas kegiatan pemetaan ini. “Kami tidak bisa mempertahankan adat dengan sekadar kemampuan kami sendiri. Kami bersyukur dengan kegiatan pemetaan ini sehingga kami terbantu,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa ritual yang dijalankan merupakan warisan asli dari leluhur yang harus dijaga tanpa modifikasi.
“Mari berpartisipasi untuk melakukan pemetaan yang difasilitasi oleh AMAN. Apa yang menjadi situs di sini bisa kita jaga dan jelas terlihat melalui peta yang akan dibuat. AMAN ini sangat membantu, salah satunya menjaga tanah,” tambahnya.
Ketua Pengurus Wilayah (PW) AMAN NTB, Lalu Prima Wira Putra, yang akrab disapa Miq Prima, juga hadir dalam kegiatan tersebut. Kehadirannya menjadi bagian dari kegiatan road show ke seluruh komunitas yang melakukan pemetaan di wilayahnya. Miq Prima menyampaikan arah perjuangan AMAN yang mendalam, yang disambut antusias oleh masyarakat setempat yang penuh harapan agar perlindungan yang digalakkan oleh organisasi AMAN dapat memberikan kemudahan dalam menghadapi berbagai tantangan.
“Kita tidak sedang bicara kebudayaan, tapi kita berbicara hakikat daripada masyarakat adat. Di dalamnya ada tanah wilayah adat, tempat ritual, kerajinan, seni, yang menjadi kebudayaan masyarakat adat,” kata Miq Prima.
Kegiatan sosialisasi Pemetaan Partisipatif Wilayah Adat (PPWA) ini dilaksanakan di Komunitas Dasan Bilok, Sembalun, Lombok Timur, pada Minggu, 4 Agustus 2024.
Dalam acara tersebut, masyarakat adat diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan adat serta wilayah mereka melalui kegiatan pemetaan partisipatif ini. Dengan demikian, situs-situs adat dapat terjaga dengan baik dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang. ***