Suku Sasak Mencari Jelmaan Puteri Mandalika di Pantai Kaliantan

Jurnalis Warga. Agenda tahunan masyarakat suku Sasak Lombok yang dikenal dengan Bau Nyale merupakan tradisi yang sulit ditinggalkan masyarakat.hal ini sudah menjadi kebiasaan secara turun temurun dari ratusan tahun yang lalu sampai saat ini, masyarakat yang sudah hafal betul dengan tanggal, hari, dan tempatnya tanpa harus diundang oleh pihak manapun masyarakat berduyun-duyun memenuhi lapangan tampah bolek Kaliantan diacara pembukaan, Selasa lalu 14/2/17.
Core Even Festival Kaliantan5 merupaka judul besar untuk yang kelima kalinya dalam acara Bau Nyale tahun ini.acara yang didukung oleh Pemerintah Provinsi NTB, Pemkab Lotim, Majelis Adat Sasak, LKK Pemban Selaparang, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dan Pokdarwis Jerowaru Bay. turut serta dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupataen Lombok Timur dan beberapa Kepala Dinas lainnya beserta instansi kecamatan.
Dalam acara pembukaan itu, ditampilkan beragam kesenian daerah pulau Lombok. Seperti tari Tandang Mendet yang dihadirkan langsung dari sembalun, Tari Tabur Bunga dari Sanggar Seni Kecamatan Jerowaru dan tari Gendang Bleq yang dipentaskan oleh siswa Sekolah Dasar.
Lalu Suandi dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua panitia dan masyarakat yang telah membantu menyelenggarakan Festival ini.’’Bau Nyale ini merupakan pesta rakyat yang harus tetap dijaga kelestariannya dan menghimbau agar tetap menjaga norma-norma yang ada agar berjalan dengan lancar.
Disamping itu sambungnya, terkait dengan tarian-tarian dan budaya sasak yang belum dikenal masyarakat, ia berharap kedepannya agar terus dikembangkan, sehingga budaya sasak semakin dikenal masyarakat luas.’’pintanya.
Kompol H.Lalu.Mustiarep, mengatakan Core Even Festival Kaliantan ini akan digelar selama tiga hari dimulai dari hari selasa14/2/ yang ditutup pada hari Kamis malam 16/2/17.

ia juga menambahkan acara yang kita tampilkan murni sifatnya budaya, yang kita kemas dalam bentuk lomba seperti lomba menyisik, lomba tarian Gendang Bleq tingkat Sekolah Dasar, lomba petik gambus semua kalangan dan paggelaran tari tradisional yang kita peruntukan untuk masyrakat yang hadir dilapangan tampah bolek khususnya. Sementara itu jumlah pengamanan yang kita libatkan 400 personel yang terdiri dari 250 Kepolisian, 100 personil dari TNI, sisanya dari personil Satpol PP Lotim dan Persatuan Amatir Radio Lombok.’’katanya.
Festival Kaliantan juga dimeriahkan dengan olah raga tradional berupa perisean selama dua hari berturut-turut yang dihadiri para pepadu pilih tanding se-pulau Lombok.Pada acara malam penutupan disertai pementasan wayang kulit H.Lalu Nasip AR gerung yang mengocok perut puluhan ribu penonton dan dimeriahkan oleh Sanggar Narariawani Universitas Hamzanuwadi Pancor yang mengambil judul cerita Puteri Mandalika dengan jumlah personil 20 orang.
Sementara itu salah satu pemerhati budaya di pulau Lombok Amaq Mila menyampaikan even bau Nyale merupakan even besar yang dimiliki oleh kabupaten Lombok Timur yang perlu ada perhatian khusus.keindahan pantai selatan Lombok timur tidak kalah dengan kabupaten lainnya dipulau Lombok, berharap pemerintah daerah kedepapannya tidak memalingkan wajah dan menganggarkan acara yang begitu besar dan patut kita banggakan.’’jelasnya.
Tidak hanya itu salah seorang warga yang hadir saat bau Nyale Jumawang asal Montong Baan Sikur mengatakan perlu ada pelebaran jalan terutama diujung mas. Sebagai akses jalan masuk yang menuju lapangan tambah bolek sangat sempit, selama ini sering terjadi kemacetan antara yang datang dan pulang, perlu ada solusi dari pemerintah sehingga tidak ada lagi kemacetan.’’ujarnya kamis 16/2/17.(Nil).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *