Lombok NTB- Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, Suku Sasak Lombok memiliki permainan olah raga tradisonal yang disebut peresean.
Peresean merupakan warisan Budaya leluhur yang masih dilestarikan di suku sasak Lombok sampai saat ini. Tehnik memainkan stik rotan menjadi daya tarik dalam pertarungan. Dalam pertarungan Peresean juga terdapat bumbu-bumbu magis di dalamnya. Dalam bahasa Sasak bernama Bebadong.
“Sebelum bertarung, para pepadu membaca mantra-mantra mistis dan menggunakan Bebadong. Bebadong itu adalah azimat yang dipakai para pepadu bertulis rajah-rajah khusus.
Menurut para pepadu, macam-macam Bebadong dapat berupa sapuk ikat kepala, sabuk, kalung atau pun berupa minyak yang diracik khusus bahan dari alam yang dipakai di tubuh. Selain itu, ada mantra yang merasuk ke dalam alunan gamelan pemusik dan mantra meminjam tenaga para penonton.
Magis kerap kali terselip di setiap adat budaya ataupun kesenian khas suatu daerah. Tentu saja setiap orang boleh percaya, boleh tidak.
Para penonton yang melihat pun tak segan mengeluarkan uang sebagai saweran di arena tarung.Uang yang diberikan penonton bukan untuk perjudian. saweran itu bertujuan untuk meningkatkan semangat para petarung tampil lebih baik saat Peresean.Yang Diakhir pertarungan uang itu dibagi dua bagi para pepadu.
Petarung atau Pepadu dalam ritual Peresean terbagi menjadi 5 bagian. Pertama Pepadu Ambaran, petarung yang boleh bermain dimana saja tempatnya. Kedua Pepadu Aura yang baru belajar. Ketiga Pepadu Pilih Tanding. Keempat Pepadu Tanding Mati. Kelima Pepadu Siap Tanding.
Pelatih dalam bahasa sasak Pekembar bertugas mendampingi dan memberi support bagaimana teknik-teknik memukul menggunakan stik rotan atau Penjalin dan menangklis pulukulan lawan menggunakan tameng atau Ende yang terbuat dari kulit sapi.
Untuk melestarikan peresean ini masyarakat suku sasak tidak jarang kita liat mengadakan Peresean ditingkat dusun untuk regenerasi penerus.
Bahkan Anak-anak di kampung-kampung bertarung dengan pelepah pisang.(Nil)