WIK TU TELU Konsep TUHAN, ALAM dan MANUSIA

Bagian pertama

l. RAGAM ISTILAH
 WETU TELU (Tuhan Alam dan Manusia)
 METU TELU (Menioq, Meneloq,Menganaq=Tioq,ArTeloq, Ranak)
 WIK TU TLU (Awik awik Tau Telu/ tata aturan 3 orang pemimpin)
 WET TU TELU (Batas Wilayah/ wewnang 3 Orang Pemimpin)
 WAKTU TELU (Tiga Unsur bergabung dalam satu/ Tree In One)
 WAKTU TIGA (Ber ibadah dalam tiga waktu)
 WIK TU TELU (Tiga unsur pemimpin Adat)

KETERANGAN :

1 .WETU TELU adalah tentang keberadaan tuhan allah, sesuatu yang go’ib dan semua mahluk ciptaan Nya , Tuhan Allah adalah suatu zat yang maha besar meliputi segala mahluk yang diciptakannya, Ia menciptakan ALAM lingkungan untuk dikelola dan dimanfaatkan oleh MANUSIA sesuai fitrah kebenaran sebagai bekal menuju akhirat dan jika alam di kelola secara baik maka Allah akan membalasnya dengan syurga… AMIEN ! bukan sebaliknya, jika manusia mengelolanya dengan tidak baik bahkan merusaknya , maka allah akan menurunkan azab , Bencana dan menghukum manusia dan di akherat memasukkannya kedalam NERAKA.. Na’uzubilahi minzalik ?
2. METU TELU adalah konsep pengembangan mahluk ciptaan Allah pada alam lingkungan kehidupan manusia dengan cara :
 Menioq (Tioq) adalah konsep cara berkembang biaknya tanaman atau segala macam tetumbuhan yaitu dengan cara Pembibitan (Benih) bibit tumbuh dan perkembangan pertumbuhannya
 MENELOQ (ArTeloq) adalah suatu konsep berkembang biaknya hewan berkaki dua, unggas dan burung2an yaitu dengan cara BERTELUR dst.
 MENGANAQ (Ranak) adalah cara berkembang biaknya manusia dan hewan yang berkaki empat, dst.dengan cara BERANAK PINAK
3. WIK TU TLU adalah konsep Tuhan ,Alam dan Manusia yang di tat kelola oleh 3 pemimpin Adat WIK TU TLU (Awik awik Tau Telu) yaitu PENGULU ADAT adalah orang yang di anggap suci sebagai wakil tuhan njalankan titah dan perintah Alah lewat ajaran Nabi Muhammad SAW, terutama menyangkut masalah moral spiritual agama. PEMANGKU ADAT adalah orang yangyang bertugas memelihara melindungi dan menjaga kelestarian alam dan ke anekaragaman hayati, dalam menjalankan tugasnya ia di bantu oleh para mangku (misalnya tentang tanah/lahan ditangani secara khusus oleh MANGKU GUMI, tentang hutan ditata kelola oleh MANGKU GAWAR, tentang mata air, sumber air, pertanian, perikanan dan peternakan diatur oleh MANGKU MAKEM. Tentang cagar alam dan hubungan keluar dilaksanakan oleh MANGKU RANTEMAS, tentang pegunungan dan situs-situs di dalamnya di pegang oleh MANGKU GUNUNG. Tentang cagar budaya dan peninggalan2an, barang pusaka, kitab kitab kuno,dll.di pelihara oleh MANGKU KETAPAHAN,dll.) dan PEMEKAL ADAT adalah seorang pemimpin masyarakat yang bertugas mengelola manusia, memimpin ummat, mengelola pemerintahan , social kemasyarakatan, ekonomi kerakyatan, hubungan antar manusia, termasuk kawin cerai,dll.
4. WET TU TELU adalah KONSEP yang di kembangkan oleh pemerintah belanda untuk merelokasi dan membatasi ruang gerak dari para pemimpin adat, agar mereka dapat memecah belah masyarakat kemudian mereka kuasai (DE VIDE ET IMFRA)

5. WAKTU TELU adalah konsep ediologi pengakuan masyarakat sebagai islam waktu telu yaitu 3 macam ajaran agama menyatu dalam satu, ISLAM sebagai pengakuan, ajaran HINDU sebagai kelakuan dan praktik ibadah , serta ANIMISME DINAMISME sebagai keyakinan (berkembang sekitar akhir abad ke 18-19 bahkan abad ke 20 masehi) , dalam tiga macam praktik ritual yang di sebut dengan :
 LOH LANGGAR ialah upacara ritual adat dalam rangka peringatan mauled nabi SAW yang dilaksanakan 1 X dalam satu tahun setiap tanggal 12 ulan mulud ( bulan Rabi’ul awwal) yang dirangkaikan dengan berbagai kegiatan seperti Festifal, Perisean , Pacuan kuda, Pertandingan kerbau, termasuk ketangkasan dan tulup (sumpit) serta Renang sungai sangkabira atau acara lainnya, terutama yang ada hubungannya dengan social keagamaan , seperti santunan kepada fakir miskin, mengumpulkan anak anak yatim/piatu, anak anak terlantar dsb.
 LOH DEWA ialah Upacara Ritual di bawah pohon paling besar di sembalun di sebut dengan LOLON DEWA , Upacara ini dilakukan untuk Pelestarian Lingkungan Hidup dank e aneka ragaman Hayati. Sebelum upacara ini berlangsung sapi , kuda, kerbau yang berada di hutan dipulangkan/ dikandangkan sementara, untuk di periksa berkurang atau berkembang, ini dilakukan oleh masing masing kelompok keluarga yang punya sapi se keturunan (Namanya Nyelamet Sato Hewan), disisi lain ada juga yang bertugas memeriksa perkebunan rakyat , hutan adat, dan lereng gunung serta keadaan yang ada di kawasan Rinjani dan Pegunungan di sekitarnya (Seacam Menetoring dan Evaluasi), kemudian setelah acara ritual selesai dilanjutkan dengan program penyelamatan terhadap lingkungan yang kemungkinan telah terjadi kerusakan, lalu diadakan acara acara seperti : NAJEN (Kerajabakti), BESIRU (Saling membantu dalam pekerjaan tertentu), NGAYAH (Gotong Royong),dll.
 LOH MAKEM ialah upacara Ritual yang dilakukan pada setahun sekali, biasanya menjelang penanaman, upacara ini dilakukan de Lendang Makaem/lendan kemaliq, dengan mengumpulkan semua komponen masyarakat (semacam Istigosah/Syukuran missal), kemudian makan bersama seluruh peserta/ Masyarakat dengan memakai daun pisang sebagai piring, sementara pengulu adat dan para kiyai2 adat, secara bergantian / bertadarus Al-Qur’an (tulis tangan pada kulit onta Mus’af USMANI/ ditulis pada jaman pemerintahan Khalifah Saiyidina Usman Bin Affan) di atas mata air/ Makem. Seharian sambil menunggu masaknya daging kerbau yang di jadikan korban. Makna acra ini sebenarnya upaya adat untuk Ruwat Bumi, dan memohon ampun kepada sang halik agar Mata Air (MAKEM) tetap lestari tidak kering dimusim kemarau dan tidak menjadi BANJIR BAH ketika musim penghujan, di sekitar prosesi acara Loh Makem tersebut (bisa sebelum dan biusa sesudah acara) dilakukan pemeriksaan seluruh mata air dan sumber sumber air lainnya, termasuk Rembesan, kubur Rinjang, dan rawa rawa, dan pada hari Acara Ritual Loh Makem harus ada air dari 12 mata air besar di kumpulkan diberikan do’a selamat, dan diberikan minum kepada seluruh peserta upacara yang ikut makan di lendang kemaliq/lendang makem tersebut. (Loksai tersebut sekarang jadi komplek Pesantren Pertanian Alma’hadul Islami(PP YAMI) Desa Sembalun Kec. Sembalun Kab. Lombok timur Prov. NTB.) (Loh MAKEM Sebenarnya adala upaya Meng KONSERVASI Sumber Suber Air dan Penyelamatan Berbagai BIOTA yang ada di dalamnya).
6. WAKTU TIGA ialah persepsiyang salah terhadap terjemahan Waktu telu, seolah masyarakat Sembalun dalam islam waktu telu dikira melakukan shalat cumin 3 kali dalam se hari semalam, adalah satu konsep yang salah dan akibat pergeseran tata bahasa, sehingga terjadi Gap perbedaan arti dan pandangan… istilah ini berkembang pada jaman ORDE BARU, dan Imid Masyarakat luar sembalun mengira hal tersebut benar dan masyarakat sembalun dikenal masih primitive, terbelakang, marginal dan kolot, dst. Akhirnya terkenal sebagai BLOK SEMBALUN, GAWAH, dsb. (sembalun menjadi pelengkap penderita) padahal semua itu tidak benar.
7. WIK TU TELU (Awik awik Tau Telu) konsep inilah yang BENAR yaitu konsep LOMBOUQ BUAQ, yaitu upaya untuk mengembalikan JATI DIRI MANUSIA SEMBALUN yang BERJIWA LOMBUQ BUAQ (Lurus Tulus Ikhlas Arief Bijaksan Jujur dan Adil) dan BERPERILAKU SASAK SANGKA BIRA (Kebersamaan , Saling Bantu, Saling Tolong, Bergotong Royong) masyarakat sembalun tertib, anggun dan bersahaja… dengan titik tekan adalah Tauhid (Tuhan Alam dan Manusia).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *