
AMAN NTB – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) akan menggelar Deklarasi Jurnalis Masyarakat Adat (JMA) di Kasepuhan Guradog, Kabupaten Lebak, Banten. Kegiatan ini akan berlangsung pada 7–9 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS).
Direktur Infokom AMAN, Titi Pangestu, menyatakan bahwa deklarasi ini bertujuan untuk memperkuat posisi dan perlindungan hukum bagi para jurnalis masyarakat adat, terutama mereka yang bekerja di wilayah konflik. JMA didirikan sebagai sayap organisasi AMAN.
“Terutama bagi kawan-kawan yang melakukan reportase di daerah konflik, dibutuhkan perlindungan hukum yang kuat dalam menjalankan peliputan di lapangan,” ujar Titi saat memberikan pengarahan secara daring melalui Zoom Meeting.
Titi juga mengingatkan seluruh peserta agar membawa perlengkapan pribadi, termasuk tumbler atau botol minum sendiri. Panitia tidak menyediakan air minum dalam kemasan sekali pakai sebagai bentuk komitmen terhadap pengurangan sampah plastik di wilayah adat kasepuhan.
Sekitar 50 peserta akan mengikuti deklarasi ini, mewakili lebih dari 300 kader masyarakat adat yang telah dilatih sebagai jurnalis oleh AMAN.
Para peserta yang diundang dinilai aktif dalam kegiatan jurnalistik dan konsisten dalam menyuarakan isu-isu masyarakat adat melalui tulisan.
“Peserta yang menerima undangan ini merupakan perwakilan yang dinyatakan aktif dalam menulis, termasuk yang dari NTB sebanyak 3 orang,” kata Titi.
Selain deklarasi, acara HIMAS 2025 juga akan diramaikan dengan dialog bersama para jurnalis profesional yang turut hadir untuk membahas statuta JMA.
Tim Infokom AMAN, Apriadi Gunawan, mendorong peserta untuk terlibat aktif dalam menyumbangkan ide dan menjaga solidaritas selama kegiatan.
“Kehadiran kita dalam dialog nanti akan disambut oleh jurnalis dari media arus utama. Saya berharap teman-teman aktif menuangkan ide. Solidaritas harus dijaga agar tidak memicu perdebatan yang berkepanjangan,” ujarnya.
Tak hanya kegiatan diskusi, HIMAS 2025 juga akan menampilkan pertunjukan seni budaya dari para jurnalis masyarakat adat.
Mereka akan menampilkan atraksi kebudayaan sebagai bentuk pelestarian warisan leluhur sekaligus memperlihatkan bahwa jurnalis masyarakat adat tak hanya andal dalam menulis, tapi juga mampu menjaga budaya.