LOMBOK TIMUR, WWW.NTB.AMAN.OR.ID – Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini telah banyak mempengaruhi berkehidupan masyarakat terutama pada pendapatan perekonomian masyarakat.
Masyarakat Adat misalnya, kaum ibu-ibu atau perempuan yang biasa berbelanja untuk keperluan dapur harus pergi ke Pasar mencari sayur-sayuran untuk dimasak menjadi lauk pauk, itupun kalau ada hasil dari produksi usaha-usaha yang mereka geluti selama ini.
Namun selama Pandemi Covid-19, pendapatan mereka menurun drastis dan semakin tidak menentu bahkan merasa kesulitan untuk melakukan upaya peningkatan sumber pendapatan mereka. Dengan kondisi tersebut Pengurus Harian Komunitas (PHKom) Montong Baan melakukan upaya peningkatan kedaulatan pangan untuk menunjang kebutuhan Pangan sehari hari kedepan sebagai salah satu alternative yang harus dilakukan untuk mengurangi beban kebutuhan dalam masa pandemi.
BACA JUGA : Pembentukan PEREMPUAN AMAN Komunitas Masyarakat Adat Kuteraja
Masyarakat Adat anggota PEREMPUAN AMAN ini kompak menanam sayuran di pekarangan rumah masing-masing. Hal itu menjadi bagian dari Program kedaulatan pangan, sekitar 2500 tanaman dengan janis sayuran, cabai, kol, brokoli, termasuk budidaya tanaman Porang, baik yang ditanam di pekarangan Rumah masing-masing anggota maupun ditanam di lahan Masyarakat Adat di Montong Baan Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Mereka memilih untuk menanam sayuran karena keberadaan sayuran menjadi sangat penting karena hampir semua sayuran nutrisinya mengandung zat karoten, vitamin, dan berbagai macam mineral.
Mereka antusias dengan Program tersebut, semangat mereka yang penuh harapan untuk dapat memetik hasil tanaman yang ia tanam setidaknya mengurangi beban kebutuhan pangan sehari-hari.
Menurut Ketua PHkom Montong Baan, Dewi Kustina, merasakan betapa sulitnya situsi Pandemi ini, sebagai seorang perempuan tentunya merasakan kesulitan yang dirasakan anggotanya terutama kaum ibu-ibu rumah tangga yang memiliki tanggungan beban yang banyak.
“ Inilah yang bisa kita lakukan meskipun ribuan tanaman yang telah ditanam bersama anggota, itu tidak cukup namun kami yakin dengan program ini mampu mengedukasi kita semua untuk terus menggalakan kedaulatan pangan agar kita tidak ketergantungan untuk mendapatkan kebutuhan Pangan dari luar, dalam program ini juga nilai gotong royong serta kebersamaan dan kearifan lokal untuk terus dijaga.” kata Dewi Kustina.
BACA JUGA : Masyarakat Adat Bukanlah Objek Tontonan Kepentingan Kepariwisataan
Padahal, lanjutnya, masyarakat adat memiliki potensi dan sumber daya yang bias kita manfaatkan untuk keperluan bersama. Sehingga gerakan kedaulatan pangan ini menjadi alternative di masa pandemic Covid-19.
Mereka berjibaku dengan penuh gembira, menanam sayur mayur sehingga proses penanaman selama 4 hari sejak tanggal 7-10 Februari 2021 dapat diselesaikan dan berjalan lancar.
“ Setelah kita selesai proses penanaman, kita akan melakukan perawatannya hingga benar-benar pastikan bisa tumbuh dengan hasil yang baik, dan dalam program ini tidak dianjurkan menggunakan obat-obatan produk pasaran berbahan kimia.” Tegas Ketua PHKom.
Selama proses penanaman itu dilakukan secara alami tanpa mengandung produk kimia yang banyak dijual di toko atau pasaran. Karena hal ini dimaksudkan untuk memberi pemahaman dalam memelihara kearifan local sebagai bagian dari identitas masyarakat adat.
Dengan kegiatan itu, Dewi Kustina berterima kasih kepada seluruh anggota yang telah mendukung progam ini, dengan antusias anggotanya diharapkan dapat melakukannya secara kontinyu dengan inisiai masing-masing. Sehingga misi AMAN dapat tercapai menjadi Masyarakat Adat yang Mandiri secara ekonomi. (*)